Wednesday, May 25, 2016

JURNAL TEKNIK VOL.3 NO.1/APRIL 2013
25 ISSN 2088 - 3676

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS KAMPAS REM PADA SEPEDA MOTOR
Sukamto1), AJ. Bardi2)

1)Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Janabadra
Jl. Tentara Rakyat Mataram 55-57 Yogyakarta 55231 Telp/Fax (0274)543676
E-mail: kadung702@yahoo.com

2)Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik UniversitasJanabadra Yogyakarta
Jln. Tentara Rakyat Mataram 55-57 Yogyakarta
Email: skcujb@yahoo.com

ABSTRACT

Brake is one of the component that is important for safety. It is used to decelerate, control and stop
the rotation of the wheel. There are many kind of product of brake pad in the market. AHM ( Astra Honda
Motor) is a factory product that is different compare with INDOPART which has many grade of quality. The
aim of this research is to analysis heat transfer on the brake pads and then compare of the two brand of
brake pad. The methods of the experiments was using new sample both two brand. Specimens were analyzed
to examine the rate of the wearing out of those brake pads.Based on the experiment,the heat transfer
compare with thermal conductivity (q/k) of brake pads of Astra Honda Motor was lower than INDOPART.
Keyword: brake pad, heat transfer.


PENDAHULUAN
Perkembangan industri otomotif ini meliputi komponen-komponen sepeda motor dengan berbagai macam produk dan merk sehingga menyebabkan persaingan antar produsen, baik dalam persaingan harga, mutu dan kualitas produk. Pada umumnya masyarakat Indonesia mayoritas menggunakan alat transportasi sepeda motor dan akhir-akhir ini sepeda motor banyak beralih menggunakan perangkat rem cakram dibanding rem tromol. Rem merupakan komponen yang sangat vital untuk keselamatan pengendara terutama pada komponen kampas rem. Akan tetapi konsumen harus lebih teliti dalam memilih komponen kendaraan sehingga tidak dirugikan dari segi ekonomi ataupun keselamatan. Sepeda motor tentunya membutuhkan perawatan dan penggantian komponen seperti halnya kampas rem.
           Kampas rem adalah suatu komponen yang sangat penting pada sepeda motor karena berfungsi memperlambat dan menghentikan putaran poros, mengendalikan poros dan untuk keselamatan pengendara sendiri. Merk komponen kampas rem ditawarkan oleh para produsen sangat beragam, mulai dari standard pabrikan sepeda motor hingga bervariasi merk yang laris dipasaran karena lebih terjangkau harganya, sehingga harus lebih selektif dalam memilih suatu produk. Akan tetapi untuk
standard keselamatan tidak pernah ada toleransi, kampas rem harus tahan aus dari gesekan dan harus aman pada temperatur tinggi yaitu pada saat waktu pengereman lama seperti di jalan menurun yang panjang. Semakin tinggi kecepatan maka semakin tinggi juga panas yang ditimbulkan pada saat pengereman kecepatan tinggi. Dengan adanya permasalahan tersebut maka perlu dilakukan analisis perbandingan tingkat panas kampas rem cakram ditinjau dari komposisi struktur penyusun bahan kampas. Laju perambatan panas pada kampas rem dengan komposisi struktur yang berbeda tentunya akan berbeda pula sehingga dapat dirumuskan permasalahan, bagaimanakah perbandingan tingkat perambatan panas kampas rem cakram dengan komposisi struktur bahan berbeda pada kampas rem sepeda motor Pengujian perambatan panas yang dilakukan bertujuan untuk dapat mengetahui perbandingan perambatan panas kampas rem cakram merk AHM dan merk INDOPART.
Analisis Perpindahan……………Sepeda Motor Sukamto, AJ.Bardi

ISSN 2088 – 3676 26
Dalam penelitian ini dibatasi pada
perbandingan perambatan panas kampas rem
cakram yaitu:
1. Kampas rem cakram depan pada sepeda
motor Honda Supra X 125 merk standard
pabrikan yaitu AHM (Astra Honda Motor)
dan merk after market INDOPART, serta
menggunakan benda uji yang masih baru
dan dibeli secara acak.
2. Penelitian hanya untuk mengetahui
perbedaan perambatan panas pada masing–
masing benda uji.
TINJAUAN PUSTAKA
Kampas rem merupakan komponen
berfungsi memperlambat dan menghentikan
putaran poros, mengendalikan poros dan
untuk keselamatan pengendara sendiri.
Kampas rem yang terlalu keras menyebabkan
umur drum atau cakram menjadi pendek,
sedangkan jika terlalu lunak maka umur
kampas rem akan pendek.
Temperatur kampas rem akan naik
akibat gesekan yang terjadi selama
pengereman. Waktu pengereman menentukan
temperatur yang timbul pada kampas rem.
(Susilo Adi Widyanto, 2008).
Komposisi struktur bahan kampas
rem ada dua macam yaitu asbestos dan non
asbestos. Keduanya memiliki perbed
C
kecelakaan akan mudah terjadi. Sedangkan
untuk kanv
C hal ini karena serat selulosa dan serat
lainnya dapat meredam panas lebih baik
dibandingkan serat asbes (Wawan Kartiwa
Haroen dan Arief Tri Waskito).
Kampas rem akan semakin keras seiring
waktu akibat adanya gesekan dan penekanan.
Hal ini disebabkan karena benda uji
mengalami perubahan tempratur akibat dari
gesekan disertai penekanan antara kampas
rem dengan tromol yang menimbulkan panas
diikuti pendinginan oleh udara. Akibat dari
itu panas tersebut yang akan merubah
susunan partikel menjadi lebih padat (Ahmad
Multazam, Achmad Zainuri, Sujita).
LANDASAN TEORI
Kampas rem mengalami kenaikan
temperatur akibat gesekan yang terjadi
dengan disk atau drum selama pengereman.
Panas harus dibuang agar temperatur tidak
naik sampai melebihi batas karena akan
menyebabkan rem tidak bekerja karena
permukaan kampas menjadi licin atau yang
disebut fading. Panas tersebut bisa mengalir
atau bepindah apabila ada perbedaan suhu
antara kedua permukaan benda atau suatu
benda terdapat yang gradien suhu maka akan
terjadi perpindahan energi dari bagian
bersuhu tinggi ke bagian bersuhu rendah.
Proses perpindahan panas dapat terjadi
dengan 3 cara yaitu:
a. Konduksi
Adalah proses dimana panas
mengalir dari daerah yang bersuhu lebih
tinggi ke daerah yang bersuhu lebih rendah di
dalam suatu medium (padat, cair, gas) atau
antara medium-medium yang berlainan yang
bersinggungan secara langsung. Jika molekul
bergerak dari daerah bersuhu tinggi ke daerah
bersuhu rendah maka molekul mengangkut
energi kinetik dan menyerahkan energinya
pada waktu bertumbukan dengan molekul
yang energinya lebih rendah. Angka
konduktivitas termal menunjukkan seberapa
cepat kalor mengalir dalam bahan.
Konduktivitas termal gas tergantung suhu.
b. Konveksi
Adalah proses transport energi dengan
kerja gabungan dari konduksi panas,
penyimpanan energi dan gerakan
mencampur. Konveksi sangat penting sebagai
mekanisme perpindahan energi antara
permukaan benda padat, cair, dan gas.
Perpindahan kalor tanpa ada sumber gerakan
fluida disebut konveksi alamiah (bebas), jika
fluida digerakkan disebut konveksi paksa.
c. Radiasi
Adalah proses dengan mana panas
mengalir dari benda yang bersuhu tinggi ke
benda yang bersuhu rendah bila benda-benda
itu terpisah di dalam ruang, bahkan bila
terdapat ruang hampa diantara benda-benda
tersebut. Istilah radiasi biasa dipakai dalam
gelombang elektromagnetik.
Besarnya energi yang diubah menjadi panas
karena berhubungan dengan bahan gesek
JURNAL TEKNIK VOL.3 NO.1/APRIL 2013
27 ISSN 2088 - 3676
yang dipakai. Pemanasan yang berlebihan
bukan hanya akan merusak bahan lapisan
rem, akan tetapi juga akan menurunkan daya
gesek kampas rem itu sendiri.Oleh karena itu
dalam penelitian ini penting untuk
mengetahui perambatan panas saat
pengereman terjadi, yaitu dari panas gesekan
kampas rem untuk mengetahui laju
perambatan panas dari kampas rem.
Panas tergantung pada sejumlah faktor
lainnya, misalnya bahan kampas rem,
tekanan, kecepatan, dan suhu sekitar.
Gabungan banyak faktor tersebut
menyebabkan metode perhitungan panas
kampas rem tidak menyeluruh, akan tetapi
dipakai sebagai perkiraan terhadap laju
perambatan panas untuk perbandingan
penyerapan panas suatu produk kampas rem
satu dengan yang lainnya , sehingga dapat
mengetahui kampas rem dengan kualitas
penyerapan panas yang baik.
Pada bahan baku serat asbes telah
digunakan sejak kampas rem diciptakan,
akan tetapi saat ini sudah mulai ditinggalkan
karena mulai dipermasalahkan dalam hal
lingkungan, kesehatan dan proses
pengereman bersuhu tinggi. Dari penelitian
berbagai sumber, kampas rem asbestos akan
terjadi fading pada suhu pengereman
mencapai 200ºC yang berakibat tingkat
kecelakaan akan mudah terjadi. Sedangkan
kampas rem yang terbuat dari bahan non
asbestos lebih tahan panas dan terjadi fading
pada saat pengereman mencapai 350ºC.
Kandungan resin dan material kampas
haruslah seimbang karena kandungan resin
yang tinggi dapat mengakibatkan kampas
rem lebih mudah terjadi fading ketika
temperatur panas naik. Fading menyebabkan
pengereman tidak terkontrol atau tidak bisa
dikendalikan, hal inilah yang menyebabkan
kecelakaan terjadi dari kampas rem karena
tingginya kandungan resin (www.sar.org).
Kendaraan terdiri dari ribuan
komponen, disamping itu kendaraan
menggunakan banyak sekali bahan-bahan
baik metal maupun nonmetal. Sangatlah tepat
jika kendaraan dikatakan merupakan produk
yang padat teknologi, padat komponen, padat
bahan, dan juga penuh resiko yaitu
kecelakaan.
Gambar 1. Kampas Rem Cakram/Brake Pad
Jenis Kampas Rem Menurut Klasifikasi
International
a. OEM (Original Equipment Manufactured)
OEM adalah jenis kampas rem yang sudah
terpasang pada saat membeli motor baru,
dimana untuk produsen Honda, Suzuki,
dan Kawasaki dikeluarkan oleh pabrikan
rem Nissin, sedangkan untuk Yamaha
dikeluarkan oleh Akebono.
b. OES (Original Equipment Sparepart)
OES adalah jenis kampas rem yang
digunakan sebagai pengganti kampas rem
OEM dimana kampas rem ini dibuat oleh
pabrikan OEM sehingga mempunyai kode
formula yang sama, proses yang sama,
kualitas yang sama dan bahan yang sama
dengan kampas rem OEM.
c. AM (After Market)
Jenis ini adalah kampas rem yang beredar
di pasaran, dengan kualitas yang beragam.
Ada yang mempunyai kualitas lebih
rendah dari OEM, dan ada yang lebih
tinggi kualitasnya dari OEM.
d. Genuine
Pada dasarnya kampas rem ini masuk
dalam kategori jenis After Market. Istilah
Genuine hanya untuk membedakan antara
asli dan palsu tidaknya produk tersebut
(www.astra-honda.com).
Pada umumnya 60% material dari
komposisi kampas rem ini adalah Asbestos
sebagai serat utama pembuatan kampas rem,
Resin, Friction Aditive, Filler, sepihan
logam, karet sintetis dan keramik sebagai
bantalan tahan aus. Kampas rem asbestos
akan fading pada temperatur 200ºC, ini
disebabkan karena faktor kandungan resin
yang tinggi pada asbestos sehingga pada
temperatur tinggi kampas rem cenderung
licin (glazing) dan mengeras, juga ketika
terkena air (www.ibpbrake.com /
www.situsotomotif.com).
Pada kampas rem non asbestos, sebagai
pengganti komposisi asbestos adalah bahan
Friction Aditive untuk mengisi komposisi
utama kampas rem dan Filler untuk mengisi
ruang kosong, lalu penggunaan Resin,
serpihan logam, karet sintetis dan keramik
sebagai bantalan tahan aus. Kampas rem non
Analisis Perpindahan……………Sepeda Motor Sukamto, AJ.Bardi
ISSN 2088 – 3676 28
asbestos akan fading pada temperatur yang
cukup tinggi yaitu 350ºC, hal ini dikarenakan
tidak adanya kandungan asbestos yang tidak
tahan terhadap temperatur diatas 200ºC.
Karena kampas ini mempunyai komposisi
Friction Aditive yang lebih banyak, maka
ketika terkena air masih memiliki koefisien
gesekan yang tinggi (www.ibpbrake.com /
www.situsotomotif.com).
METODE PENELITIAN
Pada penelitian perambatan panas
kampas rem cakram (brake pad) yang
digunakan adalah 3 buah kampas rem cakram
sepeda motor Honda Supra X 125 merk
AHM dan merk INDOPART non asbestos,
menggunakan benda uji yang sudah jadi dan
masih baru dibeli secara acak, pemilihan
benda uji dilakukan dengan
mempertimbangkan perbedaan harga. Berikut
data benda uji kampas rem :
1. Kampas rem standar pabrikan merk AHM
(Astra Honda Motor)
Jenis : OES (Original Equipment
Sparepart)
2. Kampas rem after market merk
INDOPART
Jenis : After Market
Benda yang diuji adalah 2 merk kampas
rem yaitu 3 buah kampas rem cakram merk
AHM dan 3 buah kampas rem cakram merk
INDOPART. Semua pengujian dilakukan di
Laboratorium Ilmu Logam Jurusan Teknik
Mesin Fakultas Teknik Universitas Janabadra
Yogyakarta.
Sebelum memulai pengujian maka benda
uji harus dipersiapkan terlebih dahulu agar
pengujian bisa berjalan dengan yang
direncanakan. Banyaknya benda uji yang
digunakan dalam pengujian tersebut adalah :
1. Masing-masing merk 3 pasang kampas
rem cakram.
2. Jumlah benda uji 6 buah
3. Tiap benda uji mengalami 1 kali gesekan.
Pengujian perambatan panas dilakukan
dengan menggesek permukaan benda uji
kampas rem pada piringan yang berputar dan
dilapisi amplas dengan mengatur kecepatan
putaran dan dengan beban tekan. Kemudian
benda uji diukur suhunya dengan 3 tingkat
kedalaman yaitu bagian permukaan kampas,
kedalaman 1,5 mm, 3 mm dan 4,5 mm
sebelum dan sesudah pengujian dengan alat
uji pengukur temperatur suhu panas.
Peralatan yang digunakan :
1. Alat uji pengukur temperatur panas
(Thermocopel)
2. Benda uji kampas rem cakram merk
AHM 3 buah
3. Benda uji kampas rem cakram merk
INDOPART 3 buah
4. Jangka Sorong
5. Gergaji potong
6. Amplas
7. Bor
8. Stop Watch
Langkah Pengujian :
1. Benda yang di uji dibuat specimen dengan
ukuran panjang 20 mm, lebar 5mm.
Gambar 2. Specimen Benda Uji Perambatan
Panas
2. Bor benda uji dengan diameter 3 mm pada
tingkat kedalaman 1,5mm, 3 mm dan 4,5
mm.
3. Letakkan benda uji pada penjepit dengan
kuat.
4. Tentukan beban tekan 1350 gram.
5. Tentukan waktu pengausan 120 detik.
6 T ”ON”
sesuai dengan ketentuan no 3 dan 4 diatas.
7. Setelah pengujian selesai, lepas benda uji
dari penjepitnya.
8. Segera ukur suhu dengan menekan tombol
”ON” pengukur suhu dengan
menyentuhkan ujung pengukur pada
permukaan benda uji, pada kedalaman 1,5
mm, 3 mm dan 4,5 mm pada masingmasing
benda uji.
Ø 3, 1.5 depth
Ø 3, 3.0 depth
Ø 3, 4.5 depth
JURNAL TEKNIK VOL.3 NO.1/APRIL 2013
29 ISSN 2088 - 3676
9. Lakukan pengujian dengan proses dan
jangka waktu yang sama untuk benda uji
lainnya..
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada pengujian Perambatan Panas yang
dilakukan di Laboratorium Ilmu Logam
Universitas Janabadra di Yogyakarta,
specimen dipasang pada pemegang benda
yang ada pada alat uji tersebut, berat
pemegang benda yang digunakan adalah
1350 gram dengan kecepatan putaran mesin
140 Rpm dan pengujian perambatan panas
dilakukan selama 120 detik dengan
mengukur temperatur pada titik 1, 2, 3 dan 4.
1.Titik pembacaan pertama yaitu pada
permukaan benda uji
2.Titik pembacaan pada kedalaman 1,5 mm
3.Titik pembacaan pada kedalaman 3,0 mm
4.Titik pembacaan pada kedalaman 4,5 mm
Laju Perambatan Panas ( Hk. Fourier)
x
T
q kA
 
ΔT = beda temperatur antar titik ( ºC)
Δx = jarak antar titik (m)
K = konduktivitas termal( Watt/m.ºC)
A = luas permukaan benda uji (m²)
Tabel 1. Data laju perambatan panas pada
kampas rem AHM Luas spesimen 100 mm2
Specimen 1:
Titik Temp.
awal ( ºC)
Temp.
akhir ( ºC)
ΔT dg ttk
sebelumnya
1 27,5 29,8
2 27,5 30,6 0,8
3 27,5 31,6 1,2
4 27,5 32,3 0,7
ΔT rata-rata 0,9
Specimen 2:
Titik Temp.
awal ( ºC)
Temp.
akhir ( ºC)
ΔT dg ttk
sebelumnya
1 27,6 28,2
2 27,6 28,7 0,5
3 27,6 30,0 1,3
4 27,6 31,5 0,8
ΔT rata-rata 0,87
Specimen 3:
Titik Temp.
awal ( ºC)
Temp.
akhir ( ºC)
ΔT dg ttk
sebelumnya
1 27,2 31,4
2 27,2 32,1 0,7
3 27,2 32,8 0,7
4 27,2 33,7 0,9
ΔT rata-rata 0,77
Harga
k
q
Spesimen 1 Spesimen 2 Spesimen 3
k
q
0,06 0,058 0,051
Harga rata-rata temperatur akhir tiap titik
Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4
29,80 30,46 31,46 32,50
Tabel 2. Data laju perambatan panas kampas
rem INDOPART Luas spesimen 100 mm2.
Specimen 1:
Titik Temp.
awal ( ºC)
Temp.
akhir ( ºC)
ΔT dg ttk
sebelumnya
1 27,2 33,3
2 27,2 36,5 3,2
3 27,2 37,7 1,2
4 27,2 39,8 2,1
ΔT rata-rata 2,17
Specimen 2:
Titik Temp.
awal ( ºC)
Temp.
akhir ( ºC)
ΔT
sebelumnya
1 27,4 32,3
2 27,4 34,5 2,2
3 27,4 36,8 2,3
4 27,4 38,7 1,9
ΔT rata-rata 2,13
Analisis Perpindahan……………Sepeda Motor Sukamto, AJ.Bardi
ISSN 2088 – 3676 30
Specimen 3:
Titik Temp.
awal ( ºC)
Temp.
akhir ( ºC)
ΔT dg ttk
sebelumnya
1 27,3 30,9
2 27,3 32 1,1
3 27,3 34,5 2,5
4 27,3 36,8 2,3
ΔT rata-rata 1,97
Spesimen
1
Spesimen 2 Spesimen 3
k
q
0,145 0,142 0,131
Harga rata-rata temperatur akhir tiap titik
Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4
32,16 34,33 36,33 38,43
Grafik 1 : Harga q/k
Grafik 2 : Temperatur rata-rata tiap titik
Dari harga-harga tersebut diatas terlihat pada
grafik bahwa laju perambatan panas
dibanding konduktivitas termal (q/k) kampas
merk AHM lebih rendah dari merk
INDOPART. Struktur bahan penyusun kedua
merk terdiri dari campuran bahan-bahan yang
berbeda sehingga harga konduktivitas termal
belum diketahui. Distribusi temperatur kedua
merk kampas tersebut sama yaitu semakin
kedalam semakin tinggi. Hal ini disebabkan
titik 1 berada di permukaan sehingga
temperatur cepat turun.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian,
pengamatan dan analisis melalui pengujian
perambatan panas dengan metode gesekan
abrasif, maka dapat disimpulkan :
Berdasarkan dari hasil pengujian perambatan
panas yang dilakukan, menunjukan bahwa
specimen kampas rem cakram Honda Supra
X 125 merk AHM mempunyai harga
perambatan panas dibanding konduktivitas
termal (q/k) lebih rendah dibandingkan merk
INDOPART.
DAFTAR PUSTAKA
Ir. Hadi Suganda, Msme & Prof. Dr. K
Kageyama, 1996, “Pedoman
Perawatan Sepeda Motor”, Edisi
kelima, Pradnya Paramita, Jakarta.
Prof. Ir. I Nyoman Sutranta, MSc, Phd,
2001,”Teknologi Otomotif”, Buana
Widya, Surabaya.
J.P. Holman, 1994, ”Perpindahan Kalor”,
Edisi Keenam, Erlangga, Jakarta.
PT. Astra Honda Motor,”Honda Technical
Service”, Edisi Pertama, Honda Parts
Catalog.
S A W, “ Karakteristik Mekanik
Kampas Rem Akibat Variasi Kondisi
pengoperasian ” ROTASI, v 1 ,
4, Okt 2008.
Wawan Kartiwa H, Arief Tri W,
“Peningkatan Standar Kampas Rem
Kendaraan Berbahan Baku Asbestos
dan Non Asbestos (Celulose) untuk
Keamanan” P B B P
Deperind dan PT.IBP
Ahmad Multazam, Achmad Zainuri dan
S , “Analisa Pengaruh Variasi
Merek Kampas Rem Tromol Dan
Kecepatan Sepeda Motor Honda
Supra X125 Terhadap Keausan
Kampas Rem”, T M
Universitas Mataram, 2012
Anonim, 8, “Disk Brake”,
www.wikipedia.org
Anonim,2008,“Asbestos”,
www.digilib.petra.ac.id
spesimen
q/k
titik
ºC
JURNAL TEKNIK VOL.3 NO.1/APRIL 2013
31 ISSN 2088 - 3676
Anonim, 8, “Jenis Kampas Rem”,
www.astra-honda.com
Anonim, 2009, “Perpindahan Panas”,
www.osun.org
Anonim, 2009, ”Fundamentals of Friction
and Wear of Automobile Brake
Materials”, www.sar.org
Anonim, 2009, ”Rem”,
www.situsotomotif.com
Anonim, 2009, ”Kampas Rem Non
Asbestos”, www.ibpbrake.com
Anonim, 2009, ”Gaya Pengereman”,
www.centrinova.com

No comments:

Post a Comment