Penerapan metode RCM sudah lama dipakai di industri khususnya industri penerbangan komersial yang sekarang berkembang di berbagai sektor industri.
RCM pertama diaplikasikan oleh United airlines untuk mengurangi jumlah tugas maintenance pada pesawat terbang dengan hasil yang memuaskan yaitu jam terbang pesawat & safety meningkat. Walaupun lahir di perusahaan pesawat RCM dapat diimplementasikan pada industri proses dengan sedikit modifikasi.
Penerapan metode RCM akan memberikan keuntungan yaitu keselamatan dan integritas lingkungan menjadi lebih lebih diutamakan, prestasi operasional yang meningkat, efektifitas biaya operasi dan perawatan yang lebih rendah, meningkatkan ketersediaan dan reliabilitas peralatan, umur komponen yang lebih lama, basis data yang lebih komprehensif, motivasi individu yang lebih besar, dan kerja sama yang baik diantara bagian-bagian dalam suatu instalasi.
Definisi RCM
Untuk membahas lebih lanjut RCM, maka kita harus tau definisi dari RCM itu sendiri. Dari beberapa sumber terdapat macam-macam definisi dari RCM
RCM mempunyai beberapa definisi :
- suatu proses yang digunakan untuk menentukan apa yang harus dikerjakan untuk menjamin setiap aset fisik tetap bekerja sesuai yang diinginkan atau suatu proses untuk menetukan perawatan yang efektif.
- suatu pendekatan pemeliharaan yang mengkombinasikan praktek dan strategi dari preventive maintenance (pm) dan corective maintenance (cm) untuk memaksimalkan umur (life time) dan fungsi aset / sistem / equipment dengan biaya minimal (minimum cost).
- Anthony Smith dalam bukunya yang berjudul Reliability Centered Maintenance Reliability mendefinisikan Reliability Centered Maintenance (RCM) sebagai suatu metode untuk mengembangkan, memilih dan membuat alternatif strategi perawatan yang didasarkan pada kriteria operasional, ekonomi dan keamanan.
Begitu banyak bentuk definisi RCM dari berbagai sumber, tetapi tujuan utamanya adalah untuk mempertahankan fungsi sistem dengan cara mengidentifikasikan mode kegagalan (failure mode) dan memprioritaskan kepentingan dari mode kegagalan kemudian memilih tindakan perawatan pencegahan yang efektif dan dapat diterapkan.
Ada 7 prinsip RCM :
- Memelihara fungsional sistem, bukan sekedar memelihara suatu alat agar beroperasi tetapi agar fungsi sesuai harapan.
- Fokus kepada fungsi sistem daripada suatu komponen tunggal, yaitu apakah sistem masih dapat menjalankan fungsi utama jika suatu komponen mengalami kegagalan.
- Berbasiskan pada kehandalan, yaitu kemampuan suatu sistem/equipment untuk terus beroperasi sesuai dengan fungsi yang diinginkan
- Menjaga agar kehandalan fungsi sistem tetap sesuai dengan kemampuan yang didesain untuk sistem tersebut.
- Mengutamakan keselamatan (safety) baru kemudian untuk masalah ekonomi.
- Mendefinisikan kegagalan (failure) sebagai kondisi yang tidak memuaskan (unsatisfactory) atau tidak memenuhi harapan, sebagai ukurannya adalah berjalannya fungsi sesuai performance standard yang ditetapkan.
- Harus memberikan hasil-hasil yang nyata / jelas, Tugas yang dikerjakan harus dapat menurunkan jumlah kegagalan (failure) atau paling tidak menurunkan tingkat kerusakan akaibat kegagalan.
Metode RCM
Untuk menjalankan RCM dengan baik harus mengenal istilah berikut:
1.What is the item supposed to do and its associated performance standards?
2.In what ways can it fail to provide the required functions?
3.What are the events that cause each failure?
4.What happens when each failure occurs?
5.In what way does each failure matter?
6.What systematic task can be performed proactively to prevent, or to diminish to a satisfactory degree, the consequences of the failure?
7.What must be done if a suitable preventive task cannot be found?
Dengan demikian kita bisa mengenal cara menjalankan RCM. Berikut merupakan langkah-langkah yang diambil dalam menjalankan RCM
1. Pemilihan sistem dan pengumpulan informasi.
Dalam pemilihan sistem, sistem yang akan dipilih adalah sistem yang mempunyai frekuensi corrective maintenance yang tinggi, dengan biaya yang mahal dan berpengaruh besar terhadap kelancaran proses pada lingkungannya.
2. Definisi batasan sistem.
Defenisi batasan sistem dilakukan untuk mengetahui apa yang termasuk dan tidak termasuk ke dalam sistem yang diamati.
3. Deskripsi sistem dan Functional Diagram Block (FDB).
Setelah sistem dipilih dan batasan sistem telah dibuat, maka dilakukan pendeskripsian sistem. Bertujuan untuk mengidentifikasikan dan mendokumentasikan detail penting dari system
4. Penentuan fungsi dan kegagalan fungsional.
Fungsi dapat diartikan sebagai apa yang dilakukan oleh suatu peralatan yang merupakan harapan pengguna. Fungsi berhubungan dengan masalah kecepatan, output, kapasitas dan kualitas produk. Kegagalan (failure) dapat diartikan sebagai ketidakmampuan suatu peralatan untuk melakukan apa yang diharapkan oleh pengguna. Sedangkan kegagalan fungsional dapat diartikan sebagai ketidakmampuan suatu peralatan untuk memenuhi fungsinya pada performasi standard yang dapat diterima oleh pengguna. Suatu fungsi dapat memiliki satu atau lebih kegagalan fungsional.
5. Failure Mode and Effect Analysis (FMEA).
Mode kegagalan merupakan suatu keadaan yang dapat menyebabkan kegagalan fungsional. Apabila mode kegagalan sudah diketahui maka memungkinkan untuk mengetahui dampak kegagalan yang menggambarkan apa yang akan terjadi ketika mode kegagalan tersebut terjadi, selanjutnya digunakan untuk menentukan konsekuensi dan memutuskan apa yang akan dilakukan untuk mengantisipasi, mencegah, mendeteksi atau memperbaikinya
6. Logic Tree Analysis (LTA).
Logic Tree Analysis merupakan suatu pengukuran kualitatif untuk mengklasifikasikan mode kegagalan. Mode kegagalan dapat diklasifikasikan kedalam 4 kategori yaitu:
1. Safety Problem (kategori A)
Mode kegagalan mempunyai konsekuensi dapat melukai atau mengancam jiwa sesorang.
2. Outage Problem (kategori B)
Mode kegagalan dapat mematikan sistem
3. Minor to Infestigation Economic Problem (kategori C)
Mode kegagalan tidak berdampak pada keamanan maupun mematikan sistem. Dampaknya tergolong kecil dan dapat diabaikan.
4. Hidden Failure (kategori D)
Kegagalan yang terjadi tidak dapat diketahui oleh operator
7. Task selection (Pemilihan kebijakan perawatan).
Task Selection dilakukan untuk menentukan kebijakan-kebijakan yang mungkin untuk diterapkan (efektif) dan memilih task yang paling efisien untuk setiap mode kegagalan.
• Efektif berarti kebijakan perawatan yang dilakukan dapat mencegah, mendeteksi kegagalan atau menemukan Hidden Failure
• Efisien berarti kebijakan perawatan yang dilakukan ekonomis bila dilihat dari total biaya perawatan.
No comments:
Post a Comment